TIDAK ada orang yang mau miskin. Boro-boro ingin jadi miskin, sekedar bermimpi jadi orang miskin atau bertemu dengan kemiskinan atau kesusahan sama sekali tidak kita harapkan.
Semua
maunya menjadi kaya, maunya rizkinya makmur, maunya hidupnya mewah,
maunya urusannya dimudahkan. Tidak ada yang mau miskin, kekurangan,
apalagi melarat. Semua mau hidup senang di dunia, mewah dan berlebihan,
tanpa mau memikirkan apa yang akan menimpa dirinya atas kekayaan yang
diberikan kepadanya. Bahkan sebagian dari kita berusaha agar bisa kaya
dengan cara apapun. Dengan cara halal atau dengan cara haram. Semua cara
dilakukan, yang penting bisa kaya dan berhasil.
Banyak
sekali do’a-do’a yang diajarkan Nabi kita Muahammad saw agar bisa kaya,
banyak rizki dan hidup senang. Ajaran Rasulallah saw untuk berdo’a
dengan do’a-do’a tersebut tidak sedikit didapatkan dalam hadist.
Ayat-ayat al Quran yang turun kepada beliau pun banyak mengajak agar
hidup senang, makmur dan bahagia di dunia dahulu baru setelah itu di
akhirat. Allah berfirman: “ Dan di antara mereka ada orang yang
berdo’a Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa nereka“.
Abu
Abdullah Muhammad Al Qurtubi dalam tafsirnya menulis bahwa kebaikan di
dunia sangat luas mencakup diantaranya: kesehatan, istri yang soleh,
anak dan keturunan, ilmu, ibadah dan pula harta benda dan kekayaan. Ini
semua termasuk dalam katagori kenikmatan duniawi.
Akan
tetapi, ada sebuah do’a yang kurang popular (sengaja tidak
dipopulerkan), karena kebanyakan kita takkan mau mengamalkannya, yaitu
do’a menjadi miskin. Bunyi do’a tersebut sebagai berikut :
“Allahumma
ahyinii miskiinan, wa amitnii miskinan, wahsyurnii fii jumratil
masaakin£, artinya, “Ya Allah ! Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin,
dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari
kiamat) dalam rombongan orang-orang miskin.” (HR. Ibnu Majah, Syaikh Al
Albani mengatakan derajatnya hasan).
Butuh
pengkajian yang objektif dan mendalam sampai kita benar-benar memahami
maksud yang diinginkan dari do’a tersebut, agar kita bisa
mengamalkannya. Apa Islam tidak menghendaki ummatnya menjadi kaya ?
Terus kalo tidak punya harta gimana bisa bayar zakat ? Membiayai jihad ?
Kemudian
kita juga mengetahui, di jaman shahabat dulu, ada seorang Khalifah
(lebih dari presiden) yang menunggu bajunya kering di hari jum’at,
sehingga agak terlambat mendatangi sholat jum’at. Ada seorang gubernur
yang tiap sebulan sekali baru sempat mencuci baju (satu-satunya),
sehingga sehari dalam sebulan tidak bisa melayani rakyatnya karena
menunggu bajunya kering.
Sungguh,
kalo dilihat dengan kacamata masyarakat sekarang mereka adalah orang
yang sangat miskin dibandingkan orang yang menerima BLT sekalipun. Tapi
sungguh, mereka adalah para pejabat tinggi Negara di jamannya. Dan
sungguh, mereka berdedikasi untuk senantiasa melayani, senantiasa
memberi, serta menghindari dan menjauhi dari meminta-minta dan belas
kasih orang lain.
Baca Saat Rasulullah Minta Miskin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar